poltekkesriau.com – Salah satu tantangan paling bikin bingung dalam menghadapi pasien psikotik adalah saat mereka nggak mau diajak berobat. Entah karena nggak sadar kalau dirinya sakit, takut dikira gila, atau karena delusinya bikin dia curiga sama semua orang, termasuk orang yang mau bantu. Akhirnya, niat baik kita malah dianggap niat jahat, dan ajakan berobat malah jadi pemicu konflik.
Padahal, semakin cepat pasien ditangani, semakin besar kemungkinan untuk pulih atau setidaknya bisa hidup lebih stabil. Nah, kalau kamu sedang mendampingi orang yang mengalami gangguan psikotik dan belum siap diajak ke psikolog atau psikiater, artikel ini bisa jadi panduan awal. Yuk kita bahas 7 tips sederhana tapi cukup manjur untuk membujuk pasien psikotik agar mau berobat tanpa merasa dipaksa.
1. Bangun Kepercayaan Terlebih Dulu
Pasien psikotik biasanya punya tingkat kecurigaan yang tinggi, bahkan ke orang-orang terdekat. Maka langkah pertama yang wajib kamu lakuin adalah membangun rasa aman dan nyaman. Jangan langsung datang dengan niat “menyembuhkan” atau ngajak ke dokter, tapi mulai dari hal sederhana kayak ngobrol santai, dengerin cerita mereka tanpa memotong, atau temenin mereka saat mereka butuh.
Ketika mereka udah mulai percaya dan merasa kamu ada buat mendukung, bukan menghakimi, maka peluang mereka terbuka terhadap bantuan jadi jauh lebih besar.
2. Jangan Langsung Bilang “Kamu Sakit, Harus Ke Dokter”
Kalimat kayak gitu bisa bikin pasien defensif dan langsung menolak semua saran berikutnya. Bagi mereka, mungkin delusi atau halusinasi yang mereka alami itu nyata. Jadi, saat kamu bilang “itu cuma halusinasi”, mereka bisa merasa kamu nggak ngerti, bahkan ikut dalam “persekongkolan” yang mereka takuti.
Coba ganti pendekatan. Misalnya bilang, “Aku lihat akhir-akhir ini kamu keliatan capek banget. Gimana kalau kita ngobrol sama orang yang bisa bantu kamu supaya lebih tenang?” Kalimat kayak gitu lebih netral dan nggak terasa seperti tuduhan.
3. Ajak Pelan-Pelan, Jangan Sekali Langsung
Ajakan berobat sebaiknya dilakukan bertahap, bukan sekali langsung berharap mereka setuju. Mungkin awalnya mereka cuma mau diajak jalan ke tempat yang tenang, atau cuma mau ngobrol sama konselor lewat telepon. Nggak apa-apa, yang penting ada gerakan maju.
Bisa juga kamu mulai dengan temenin mereka ke tempat layanan kesehatan umum dulu, baru pelan-pelan arahkan ke psikolog atau psikiater. Intinya, pelan tapi pasti jauh lebih ampuh daripada maksa langsung.
4. Gunakan Bahasa yang Mereka Mengerti dan Terima
Hindari istilah yang bikin takut atau terkesan berat kayak “mental illness”, “psikotik”, atau “gangguan jiwa”. Ganti dengan kata-kata yang lebih ringan seperti “lagi banyak pikiran”, “butuh istirahat mental”, atau “butuh ngobrol sama orang yang paham”.
Bahasa itu punya pengaruh besar terhadap penerimaan. Kalau kamu ngomong dengan cara yang lebih membumi, mereka akan lebih terbuka dan nggak merasa dihakimi.
5. Libatkan Orang yang Mereka Percaya
Kadang pasien nggak langsung nurut sama kamu, tapi bisa jadi mereka nurut sama orang lain yang mereka percaya, seperti sahabat, tokoh agama, atau saudara tertentu. Coba koordinasikan secara diam-diam untuk bantu bujuk dari arah yang berbeda.
Jangan bikin kesan kamu bersekongkol ya. Cukup bantu sediakan ruang agar mereka bisa dengar saran yang sama dari orang yang mereka hormati atau sayangi. Bisa lewat obrolan ringan atau pendekatan emosional.
6. Beri Contoh Nyata dan Positif
Cerita nyata tentang orang lain yang berhasil menjalani pengobatan dan hidup lebih baik bisa jadi inspirasi buat pasien. Misalnya cerita, “Temen aku dulu sempat ngerasa dunia aneh banget, tapi setelah ngobrol sama psikolog, sekarang dia udah kerja lagi dan jauh lebih tenang.”
Kalau memungkinkan, tunjukkan video atau artikel ringan dari sumber terpercaya yang bahas pemulihan kesehatan mental. Tapi ingat, jangan kesannya kayak nyuruh. Cukup sampaikan sebagai informasi.
7. Siapkan Dukungan Setelah Mereka Setuju
Begitu pasien mulai setuju buat mencoba berobat, jangan langsung lepas tangan. Temani ke tempat konsultasi, bantu urus administrasi kalau perlu, dan pastikan mereka tahu kamu tetap ada setelah sesi selesai. Banyak pasien berhenti di tengah jalan karena merasa sendirian atau kebingungan.
Dukung mereka dengan cara kecil seperti mengingatkan jadwal kontrol, menyediakan waktu ngobrol setelah sesi, atau sekadar nemenin makan bareng. Hal kecil kayak gitu bisa jadi sumber semangat besar buat mereka tetap lanjut pengobatan.
Penutup
Meyakinkan pasien psikotik agar mau berobat memang nggak bisa dilakukan dalam semalam. Dibutuhkan pendekatan yang halus, penuh empati, dan tanpa tekanan. Tapi dengan kesabaran, strategi yang tepat, dan niat baik yang konsisten, kamu bisa banget bantu mereka mengambil langkah pertama menuju pemulihan.
Di poltekkesriau.com, kami percaya bahwa setiap orang berhak punya kesempatan untuk sembuh—termasuk mereka yang saat ini belum sadar bahwa dirinya butuh bantuan. Tetap semangat, ya. Kamu yang mendampingi juga butuh dukungan, dan semoga tips ini bisa jadi bekal buat tetap bertahan dan tetap peduli.